TANTANGAN BERLITERASI DI ERA PANDEMI : USER EDUCATION SECARA DARING PADA PERPUSTAKAAN IAIN KUDUS

Blog Single

TANTANGAN BERLITERASI DI ERA PANDEMI :

USER EDUCATION SECARA DARING PADA PERPUSTAKAAN IAIN KUDUS

Oleh : Radiya Wira Buwana, S.Pd.I

(Pustakawan Perpustakaan IAIN Kudus)

Kegiatan User Education atau yang sering disebut dengan pendidikan pemustaka atau pendidikan pengguna merupakan salah satu bentuk layanan yang diberikan oleh Perpustakaan kepada pemustaka (atau calon pemustaka) dengan harapan mereka mampu mengenal dan dapat memanfaatkan layanan  Perpustakaan secara maksimal.

Menurut Lasa (2009) dalam kamus kepustakawanan Indonesia, User Education atau pendidikan pemakai dapat didefinisikan sebagai program yang diselenggarakan oleh Perpustakaan untuk memberikan bimbingan, petunjuk, maupun pendidikan kepada calon pemustaka Perpustakaan dalam kegiatan mereka memanfaatkan jasa informasiserta sarana Perpustakaan.

Kegiatan User Education merupakan salah satu bentuk kegiatan literasi informasi yang dilakukan oleh Perpustakaan kepada pemustakanya. Dalam kegiatan User Education diajarkan bagaimana cara menemukan informasi yang dibutuhkan, cara penyusunan dan pengaturan sumber-sumber informasi yang tersedia di Perpustakaan, pengenalan terhadap jenis dan sumber informasi di setiap bagian dalam Perpustakaan, bagaimana pemanfaatan sumber referensi, apa ketentuan yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Perpustakaan, bagaimana pelayanan dan fasilitas Perpustakaan, termasuk pengetahuan terhadap basis data, OPAC (online public access catalog), dan penelusuran berbasis online seperti e-book, e-journal,dan lain-lain (Iskandar,2020).

Pada Perpustakaan IAIN Kudus, kegiatan User Education merupakan sebuah kegiatan kepustakawanan yang harus diikuti oleh mahasiswa baru di IAIN Kudus sebagai syarat wajib untuk menjadi anggota aktif Perpustakaan IAIN Kudus. Kegiatan User Education di Perpustakaan IAIN Kudus pada dasarnya lebih dititik beratkan dalam bentuk orientasi Perpustakaan, hanya menyentuh sebagian kecil dari proses pengajaran Perpustakaan dan belum sampai menyentuh pada model User Education dalam bentuk pengajaran bibliografi.

Istiana (2014) menyebutkan bahwa kegiatan orientasi Perpustakaan memiliki beberapa tujuan, antara lain adalah :

  1. Untuk mengenalkan keberadaan Perpustakaan.
  2. Untuk mengenalkan aturan dan prosedur di Perpustakaan.
  3. Untuk mengenalkan jenis – jenis koleksi yang dimiliki Perpustakaan.
  4. Untuk mengenalkan jenis – jenis layanan yang disediakan Perpustakaan.
  5. Untuk mengenalkan sarana penelusuran informasi dan dokumen di Perpustakaan (OPAC, website Perpustakaan, dan lain-lain).
  6. Untuk mengenalkan pengorganisasian koleksi di Perpustakaan.
  7. Untuk mempererat hubungan antara pustakawan dan pemustaka, sehingga tidak ada keraguan bagi mereka untuk berkomunikasi dengan pustakawan.
  8. Memotivasi calon pemustaka untuk mengunjungi dan memanfaatkan layanan Perpustakaan.

Masih menurut Istiana (2014), bahwa bentuk orientasi Perpustakaan lebih mengkhususkan pembahasan pada pengenalan Perpustakaan seperti jam buka Perpustakaan, syarat menjadi anggota Perpustakaan, jenis layanan Perpustakaan dan cara pemanfaatanya, jenis koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan, pengenalan alat telusur (katalog) serta bahan rujukan lain. Sementara itu, kegiatan User Education dengan model pengajaran Perpustakaan mengajarkan kepada pemustaka untuk mengakses dan mengidentifikasi sumber-sumber informasi ilmiah seperti database jurnal ilmiah, sedangkan model pengajaran bibliografi merupakan kegiatan User Education yang bertujuan mempersiapkan pemustaka dengan kemampuan untuk melakukan kegiatan penelitian atau penyusunan karya ilmiah/tugas akhir, misalnya teknik bagaimana membuat catatan kaki, pengenalan berbagai model penulisan sitasi atau daftar pustaka dan bagaimana mengelola sumber – sumber referensi dengan memanfaatkan software (reference tool) seperti zotero atau mendeley misalnya.

Pandemi covid-19  telah mengubah cara pengelola Perpustakaan IAIN Kudus dalam melaksanakan kegiatan User Education pada tahun akademik 2020/2021 ini. Tanpa bermaksud mengurangi esensi dan maksud tujuan dari kegiatan User Education. Kegiatan User Education di Perpustakaan IAIN Kudus dapat terlaksana dengan cara memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan internet. Interaksi antara pustakawan sebagai pemateri dan mahasiswa sebagai pemustaka dalam kegiatan ini dilaksanakan melalui media daring yaitu google meet, sementara itu segala bentuk kegiatan sosialisasi petunjuk teknis dan administratif sudah dilakukan di dalam sebuah grup media sosial telegram serta kegiatan evaluasi dan absensi dilaksanakan dengan memanfaatkan fitur google form.

Pada kegiatan User Education secara daring di Perpustakaan IAIN Kudus, materi yang disampaikan kepada mahasiswa baru IAIN Kudus antara lain adalah :

  1. Tata tertib di dalam Perpustakaan IAIN Kudus. Dalam materi ini disampaikan aturan – aturan yang bersifat administratif mengenai keanggotaan serta peraturan yang berisi kewajiban, hak dan larangan bagi pemustaka
  2. Koleksi bahan pustaka yang dimiliki oleh Perpustakaan IAIN Kudus, berisi pengenalan mengenai bahan pustaka apa saja yang dimiliki oleh Perpustakaan IAIN Kudus serta bagaimana cara untuk memanfaatkan bahan pustaka tersebut.
  3. Layanan di Perpustakaan IAIN Kudus, berisi mengenai penjelasan mengenai layanan apa saja yang ada di dalam Perpustakaan serta bagaimana langkah dan cara untuk memanfaatkaan layanan tersebut. Seperti bagaimana memanfaatkan layanan sirkulasi, memanfaatkan layanan tandon,dan lain sebagainya. Materi ini dijelaskan juga dengan bantuan video tutorial.
  4. Layanan Perpustakaan selama Pandemi Covid-19, pada materi ini dijelaskan bagaimana bentuk layanan yang dilakukan oleh Perpustakaan selama pandemi covid-19 serta bagaimana mahasiswa dapat mengaksesnya, seperti reservasi peminjaman buku secara online dan layanan hibah buku secara online. Materi ini dijelaskan dengan bantuan video tutorial.
  5. Layanan Perpustakaan digital, seperti diajarkan bagaimana mengakses portal repositori eprints IAIN Kudus, aplikasi perpustakaan digital literasia IAIN Kudus, portal e-journal IAIN Kudus.
  6. Informasi secara dasar mengenai akses kedalam sumber – sumber referensi online seperti MORAREF, e-resources PERPUSNAS RI, mengakses google scholar, dan lain sebagainya.

Dari tingkat partisipasi peserta (mahasiswa baru IAIN Kudus), dapat dikatakan bahwa UPT Perpustakaan IAIN Kudus telah sukses untuk melaksanakan kegiatan User Education secara daring yang ditunjukan dengan tingkat keikutsertaan peserta sampai diatas angka 90 %. Namun, sebagai sebuah bentuk kegiatan kepustakawanan dengan metode atau kemasan yang baru pertama kali dilaksanakan yaitu secara daring/online, tentunya kegiatan ini sedikit banyak mengalami beberapa kendala atau hambatan. Secara umum, hambatan yang ditemui oleh penitia penyelenggara antara lain adalah sebagai berikut :

1.Kendala pada saat persiapan acara.

  • Kegiatan User Education berbarengan dengan kegiatan lain yang diikuti oleh mahasiswa baru IAIN Kudus, antara lain adalah kegiatan matrikulasi dan kegiatan stadium general fakultas.
  • Karena bersamaan dengan kegiatan lain yang harus diikuti oleh mahasiswa baru, maka pengaturan jadwal kegiatan User Education tidak bisa fleksibel sehingga berpengaruh pada waktu  persiapan kegiatan.
  • Karena dilaksanakan selama pandemi, maka komunikasi dengan peserta hanya dilakukan melalui grup telegram, sehingga dirasakan komunikasi tidak bisa maksimal.

2.Kendala dari pemateri dan materi.

  • Karena jadwal persiapan yang sangat mepet, maka persiapan untuk materi yang disajikan kurang maksimal serta banyak dilakukan tambal sulam selama pelaksanaan kegiatan.

3. Kendala yang bersifat teknis.

  • Aplikasi google meet memiliki feature yang kurang lengkap karena sifatnya free atau gratis.
  • Panitia penyelenggara masih membutuhkan waktu untuk mengeksplorasi fasilitas atau feature pada aplikasi google meet.
  • Koneksi wifi yang terkadang naik turun selama penyelenggaraan kegiatan User Education sering kali mengganggu jalannya pemaparan materi oleh pemateri.

4. Kendala yang dialami oleh peserta.

  • Beberapa peserta kurang memperhatikan dan masih mengalami dis-informasi dari informasi – informasi yang telah disampaikan oleh panitia penyelenggara pada grup telegram mengenai informasi waktu kegiatan, jalannya kegiatan User Education secara daring hingga penyerahan sertifikat.
  • Beberapa peserta kurang disiplin dalam masalah waktu, seperti terlambat untuk join ke google meet, sehingga waktu pelaksanaan agak terganggu.
  • Beberapa peserta User Education masih merasa kurang familiar dengan penggunaan aplikasi telegram dan google meet.
  • Beberapa peserta yang mengeluhkan  jaringan internet di lokasi tempat tinggalnya kurang bagus, terutama yang tinggal di daerah pinggiran.
  • Fasilitas yang dimiliki oleh peserta terkadang kurang mendukung untuk mengikuti kegiatan User Education secara daring/online.

Pelaksanaan kegiatan User Education secara daring/online di Perpustakaan IAIN Kudus dengan segala tantangan, hambatan serta kendalanya menggambarkan kemampuan Perpustakaan untuk tetap survive di tengah arus perubahan masyarakat yang salah satu bentuknya adalah perubahan cara berkomunikasi masyarakat pada masa pandemi covid-19. Suwarno (2016) menyebutkan bahwa Perpustakaan memiliki tanggung jawab profesionalisme untuk selalu menjawab perkembangan zaman dan merespon serta berusaha memenuhi kebutuhan pemakai (pemustaka) yang selalu berkembang untuk terus berubah, berinovasi dan menyesuaikan dengan lingkungan kehidupan masyarakat. Dari penyataan tersebut tentunya dapat kita tarik konklusi bahwa Perpustakaan haruslah tetap bisa survive untuk terus berperan sebagai sumber informasi di tengah wabah covid-19. Hal tersebut, dapat terealisasi melalui perubahan dan inovasi-inovasi luar biasa yang pada muaranya tetap berkepentingan untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat pengguna atau Pemustaka.

 

DAFTAR REFERENSI

Hs, Lasa. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2009.

Iskandar. Pelayanan Perpustakaan. Bandung : Refika Aditama, 2020

Istiana, Purwani. Layanan Perpustakaan.Yogyakarta : Ombak, 2014

Suwarno, Wiji. Library Life Style : trend dan ide kepustakawanan. Yogyakarta : Lembaga Ladang Kata. 2016

 

 

(RWB)

Share this Post1: